Sunday, August 28, 2005

Indahnya Cinta Pertama

Lunglai...
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat
yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan
hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai.
Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia
tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah.

Tak lama, sosok mungil itu ada di dalam dekapan.
Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang,
padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat
matanya berbinar-binar senang seraya tak
henti-hentinya menyapa buah hati tercinta. Tetes air
bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang
masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan
kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun
sedikit menggeliat. SubhanaLlah, betapa indahnya
ciptaan-Mu, ya Allah. Mata kecilnya memang belum bisa
melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata,
dirinya berada di tangan seseorang yang sangat
mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat
masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta
pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda,
menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa
dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah, bahkan teramat indah...
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu
selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk
dilimpahkannya. Mereka-lah yang tak pernah kenal lelah
menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan ketika kita
belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang
mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta seorang
ibunda? Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan
dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan
mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di
perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat
antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan
dapat tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh
epalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya.
Kerelaan mereka untuk sekedar disinggahi, lalu
ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan
amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak
heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian
banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu
anakpun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup
usia.

Aaah...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan
cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang
selalu ada di samping kita, tempat curahan suka dan
duka. Ketika lapar, dengan tangannya ia menyuapkan
makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita
haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan
RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi Wasallam, uswatun
hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi
anak-anaknya, tapi mereka-lah cinta pertama kita.

Dan apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta
pertama?

WaLlahua'lam bi shawab.

I LOVE YOU MOM

No comments: