Wednesday, September 21, 2016

Teruslah Berkarya, Aku yang Menyuapimu

Teruslah Berkarya, Aku yang Menyuapimu

 Oleh: ust Budi Ashari Lc.

Dalam rangka melaksanakan hadits Nabi,

“Tidaklah kamu menafkahkan sesuatu ikhlas karena Allah kecuali kamu akan diberi pahala, hingga sesuatu yang kamu jadikan di mulut istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka suami tak hanya melaksanakan perintah untuk memberi nafkah kepada istri. Tetapi selayaknya terinspirasi oleh hadits ini untuk makan bersama dan sekali waktu menyuapkan sesuatu pada istrinya.

Dan kini giliran istri yang berinisiatif menyuapi sang suami tercinta.Apalagi Nabi telah memerintahkan agar istri mendampingi suami di waktu makan. Dua kisah ini setidaknya bisa menjadi inspirasi untuk melakukan hal sederhana yang bisa menyegarkan cinta ini,



Ammar bin Roja’ berkata: Aku mendengar Ubaid bin Yaisy berkata: 30 tahun lamanya aku tidak makan malam dengan tanganku. Saudariku yang menyuapiku. Sementara aku menulis hadits. (Siyar A’lam An Nubala’, Adz Dzahabi)

Al Hakim berkata: Akumendengar Abul Fadhl Muhammad bin Ibrahim mendengar dari Ahmad bin Salamah berkata: Dibuatkan untuk Muslim Majlis Mudzakaroh (saling bertukar ilmu). Disebutkan di majlis itu sebuah hadits yang tidak ia ketahui. Kemudian ia pulang ke rumahnya. Dia berkata: jangan ada yang masuk ke kamar! Dikatakan kepadanya: kita diberi hadiah sekeranjang kurma. Maka kurma itu hadirkan untuknya. Dia mencari hadits sambil mengambil kurma demi kurma hingga habis. Dan dijumpai hadits yang dimaksud. Yang lain menambahkan bahwa itulah sebab kematiannya.  (Siyar A’lam An Nubala’, Adz Dzahabi)

Ubaid bin Yaisy, gurunya Bukhari dan Muslim sibuk oleh ilmunya dan disuapi oleh saudarinya.

Kesibukan Muslim dalam menunaikan tugasnya; mencari hadits dari kitab-kitabnya juga menyebabkan ia tidak sempat memikirkan makan. Hingga ia disodori kurma dan iapun memakannya. Dengan konsentrasi tetap ke tugasnya.

Kita semua tahu para suami sangat sibuk dengan tugasnya. Sering kali kegundahan terhadap pekerjaan di luar sana terbawa masuk ke rumahnya. Sehingga ia tak sempat memikirkan kesehatannya untuk sekadar makan.

Di sinilah saatnya seorang istri mendapatkan poin dari suaminya.

Di sinilah istimewanya hadits Nabi yang memerintahkan untuk istri mendampingi suaminya saat makan. Dan bersiap siaga dalam melayani semua keperluan suami.

Kali ini mungkin suami tidak mau bergerak dari meja tugasnya. Kepalanya penuh dengan setumpuk pe er pekerjaan yang harus diselesaikan. Tak ada ruang di otaknya untuk memikirkan makanan. Bahkan mungkin seleranya telah hilang.

Maka, para istri...

Biarkan para suami seperti Ubaid bin Yaisy dan Muslim meringankan isi kepalanya.

Anda hanya perlu berkata: teruslah berkarya, aku yang menyuapimu.

Tips sederhana. Tapi cobalah. Dan lihatlah apa yang akan terjadi.

No comments: