Saturday, December 17, 2005

Orang - orang yang Didoakan oleh Malaikat

Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi


Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28)

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Friday, December 16, 2005

Tanda-tanda ajal mendekat

Ada seorang hamba yang begitu taat kepada tuhan. Sebut saja namanya Fulan. Fulan sangat rajin beribadah. Pendeknya, Fulan ini tidak pernah lalai sekalipun kepada Allah SWT.

Suatu hari, ada yang bertamu ke rumah Fulan. Betapa kaget Fulan ketika mengetahui siapa gerangan yang datang bertamu. Tamu itu ternyata Izrail, malaikat pencabut nyawa. Terjadilan tanya jawab antara Fulan dengan tamunya.

"Wahai sahabatku, Izrail! Apakah perihal kedatanganmu kemari adalah atas perintah Tuhan untuk mencabut nyawaku, ataukah cuma kunjungan biasa saja ?"
"Ya, Fulan sahabatku! kedatanganku kali ini tidak dalam rangka menjemput nyawamu, kedatanganku ini cuma kunjungan biasa saja. Kunjungan seorang sahabat kepada sahabatnya!"

Mendengar penjelasan Izrail, maka seketika bersinarlah wajah Fulan saking gembiranya. Mereka lalu bercakap-cakap sampai tiba saatnya Izrail pamit.

"Wahai sahabatku, Izrail! sebagai tanda persahabatan kita, aku ada harapan kepadamu, kiranya engkau tidak keberatan untuk mengabulkannya" Gerangan apakah permohonan itu, hai Fulan sahabatku ?".

"Begini, ya Izrail. Jika nanti kau datang lagi kepadaku dengan maksud untuk mencabut nyawaku, maka mohon kiranya engakau mau mengirimkan seseorang utusan kepadaku terlebih dahulu. jika demikian maka aku ada waktu untuk bersiap-siap menyambut kedatanganmu".

"Oh Begitu? Hai Fulan, kalau cuma itu, permohonan aku kabulkan. aku berjanji akan mengirim utusan itu kepadamu". Gembiralah Fulan menerima janji Izrail. Rupanya Izrail berbaik hati mau mengabulkan harapanku, demikian pikir Fulan.

Demikian kisahnya, waktupun berjalan. Tahun berganti tahun. Tak terasa bahwa pertemuan Fulan dengan Izrail telah sekian lama berlalu. Kehidupan berlangsung terus sampai suatu ketika Fulan kaget sekali. Tak disangka-sangka sebelumnya Izrail muncul dirumahnya.

Fulan merasa bahwa kedatangan Izrail ini begitu mendadak, padahal telah ada komitment janji Izrail kepadanya.
"Wahai, Izrail sahabatku! Mengapa engkau tak mengirimkan utusanmu kepadaku? Mengapa engkau ingkar janji?"

Dengan tersenyum Izrail menjawab, "Wahai Fulan, sahabatku! Sesungguhnya aku sudah mengirimkan utusanku itu kepadamu, cuma kamu sendiri yang mungkin tidak menyadarinya. Coba perhatikan punggungmu, dulu ia tegak perkasa, sekarang gemeteran dengan ditopang tongkat. Perhatikan penglihatanmu, dulu ia bersinar sehingga orang luluh kena sorotannya tetapi sekarang kabur dan lemah. Ya, Fulan bukankah pikiranmu sekarang mudah putus asa padahal ia dulu begitu enerjik dan penuh berbagai harapan ? Tempo hari kamu cuma menginginkan seseorang utusan saja dariku, tetapi aku telah mengirimkan begitu banyak utusanku kepadamu!" karena merasa belom siap, si Fulan berkata, "Wahai Malaikat sahabatku, mengapa engkau tidak bilang bahwa itu adalah utusanmu ? kalau begitu, bagaimana jika ajalku engkau akhirkan beberapa waktu, supaya aku bisa menyelesaikan urusan-urusanku yang belom selesai ?"

Kemudian malaikat membaca ayat: "Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al-Manafiqun : 11)

Thursday, December 15, 2005

RAHASIA SILATURAHMI

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan," sabda Rasulullah SAW, "adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmni, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah). SILATURAHMI tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturahmi itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh, namun harus melibatkan pula aspek hati di dalamnya. Dengan kombinasi bahasa tubuh dan bahasa hati, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu daripada yang dilakukan orang lain pada kita. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus menempuh jarak yang jauh dan melelahkan, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi kalau kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya. Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, "Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh" (HR. Hakim). Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim). Dari sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Betapa tidak! Dengan silaturahmi maka akan terjalinlah rasa kasih sayang dengan sesama manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila ini terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita. Tapi sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan". Seorang sahabat yang bernama Abu Awfa pernah betutur kisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, "Jangan duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi". Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan hati yang lapang. * * *
SAHABAT, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok dan memfitnah, maka rahmat Allah akan di jauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bahwa bangsa dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dari sini bisa kita pahami mengapa Rasulullah SAW tidak mentoleransi sekecil apapun perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita (berita). Jangan pula menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara" (HR. Bukhari Muslim). Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Ini sangat penting. Sebab, bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Wallahu a'lam * * * ( KH. Abdullah Gymnastiar )

Monday, December 12, 2005

Masihkah Kita Muliakan Orang Tua?

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua, ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman: 14) Mahasuci Allah Dzat yang tak pernah bosan mengurus semua hamba-Nya. Yang telah menjadikan amalan memuliakan orang tua (birul walidain) sebagai amalan yang amat dicintai-Nya. Demi Allah, siapa pun yang selalu berusaha untuk memuliakan kedua orang tuanya, niscaya akan Ia angkat derajatnya ke tempat paling tinggi di dunia maupun di akhirat.

Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang dan kita renungkan dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada kita, mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan mengaruniakan kesadaran untuk bertanya: "Telah seberapa besarkah kita memuliakan ibu bapak?". Boleh jadi kita sekarang mulai mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat banting tulang mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar dan tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita anak-anaknya.

Tetapi, berapa kalikah dalam sehari semalam kita mendoakannya? Shalat saja kita sering telat dan tidak khusyuk. Ada seorang perwira tinggi yang sukses dalam karirnya, ternyata memiliki jawaban yang "sederhana" ketika ditanya seseorang, "Waktu kecil apakah Bapak pernah bercita-cita ingin jadi seorang jenderal?" Pertanyaan itu dijawabnya dengan tegas; "Saya tidak pernah bercita-cita seperti itu, kalau pun ada yang saya dambakan ketika itu, bahkan hingga sekarang, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya!" Betapa dengan keinginan yang sepintas tampak sederhana, ia memiliki energi yang luar biasa, sehingga mampu menempuh jenjang demi jenjang pendidikan dengan prestasi gemilang.

Bahkan ketika mulai masuk dinas ketentaraannya, ia mampu meraih jenjang demi jenjang dengan gemilang pula, hingga sampai pada pangkat yang disandangnya sekarang. Subhanallah. Karena itu, kita jangan sampai mengabaikan amalan yang sangat disukai Allah ini. Rasulullah SAW menempatkan ibu "tiga tingkat" di atas bapak dalam hal bakti kita pada keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan. Seorang ulama mengatakan, "Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa menandingi pengorbanan mereka kepada kita.

" Berbulan-bulan kita bebani perut ibu, hingga ketika ia miring dan bergerak jadi sulit, karena rasa sakit menahan beban kita di dalam perutnya. Berjalan berat, duduk pun tak enak, tapi ia tak pernah kecewa. Sebaliknya, ia selalu tersenyum. Begitu pun ketika melahirkan., ibu kita benar-benar dalam keadaan hidup mati. Darah berhamburan, keringat bercucuran. Sakit tiada terperi. Namun, ia ikhlas! Manakala melihat kita si jabang bayi, hilanglah semua penderitaan. Senyum pun tersungging, walau tubuh lunglai tatkala mendengar tangisan kita, yang kelak banyak menyusahkannya. Ingatkah kita ketika masih bayi? Kepalanya kita kencingi. Badannya kita beraki. Sedang tidur pun kita bangunkan. Kita suruh ia mencuci popok hampir setiap waktu.

Tiba waktu sekolah, orang tua kita harus peras keringat banting tulang, bahkan mau bertebal muka, ngutang ke sana ke sini. Semuanya dilakukan agar anak-anaknya bisa sekolah, bisa berpakaian seragam yang pantas. "Rutinitas" itu berlangsung bertahun-tahun, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga kita kuliah. Bahkan, setelah menikah pun tetap saja kita menyusahkan dan membebani mereka dengan aneka masalah. Benar-benar tak tahu malu, kita menengadahkan tangan pada kedua orang tua sekian tahun lamanya. Semua contoh di atas seharusnya menyebabkan kita bisa mengukur diri, apa yang bisa kita lakukan untuk keduanya selama ini? Betapa sering kita mengiris-iris hatinya. Mulai dari tingkah-laku kita yang jauh dari kesopanan, ucapan yang terkadang menyakitkan, hingga perlakuan kita yang sering merendahkan.

Yang lebih kurang ajar lagi, kita sering memperlakukan mereka sebagai pembantu. Bahkan ada di antara kita yang malu mempunyai orang tua yang lugu dan sederhana. Tentu kita terlahir ke dunia tidak untuk berlaku rendah seperti itu. Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah ridha melihat kelakuan tersebut. Dari sinilah kita harus berusaha menjaga hubungan baik dengan mereka, karena di sana terbuka pintu surga. Ridha orang tua adalah ridha Allah SWT. Betapapun ada satu dua perlakukan orang tua kita yang kurang berkenan di hati, tapi ingatlah bahwa darah dagingnya mengalir dan melekat di diri kita? Makanan yang sehari-hari kita makan pun adalah buah dari tetesan keringatnya.

Alangkah lebih baik apabila kita bersabar dan teruslah panjatkan doa. Karena itu, jangan tunda waktu untuk membahagiakan mereka. Mohonkanlah maafnya atas segala kesalahan dan kelalaian kita selama ini. Karena siapa tahu Allah akan segera menakdirkan perpisahan antara kita dengan mereka untuk selama-lamanya. Kalau keduanya sudah berada di dalam kubur, bagaimana kita bisa mencium tangannya. Kita tidak bisa mempersembahkan bakti apapun kalau mereka sudah terbujur kaku. Jangan enggan untuk menjaga, membela, membahagiakan, memuliakan, menghormati, dan berbuat yang terbaik terhadap keduanya. Jangan lupa untuk selalu mendoakan keduanya agar mendapatkan khusnul khatimah. Mudah-mudahan perjuangan kita yang ikhlas dalam memuliakan keduanya membuat Allah ridha, sehingga Ia berkenan mengangkat derajat mereka berdua dan kita pun menjadi hamba yang berada dalam naungan cahaya ridha-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab.

Wednesday, November 16, 2005

Renungan HATI

Assalamu'alaykum wr wb

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena
parasnya sebab keelokan
paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik
kepada kekayaannya karena
kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada
seseorang yang dapat membuatmu
tersenyum, karena hanya senyum yang dapat
membuat hari-hari yang gelap
menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang
seperti itu.

2. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu
impikan pergilah ke
tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti
yang kamu inginkan, karena
kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan
hal-hal yang ingin kamu lakukan.

3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu
yang lain dibukakan.
Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama
pada pintu yang tertutup
sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan
bagi kita.

4. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk
berayun-ayun di
beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah
katapun , dan kemudian kamu
meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-
cakap lama dengannya.

5. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang
kita miliki sampai
kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula
bahwa kita tidak tahu apa
yang belum pernah kita miliki sampai kita
mendapatkannya.

6. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang
lain. Apabila hal
itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu
menyakitkan hari orang
lain pula.

7. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang
kita cintai menjadi
dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kita
inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai
pantulan diri sendiri yang kita
temukan di dalam dia.

8. Orang-orang yang paling berbahagiapun tidak
selalu memiliki
hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha
menjadikan yang terbaik dari setiap
hal yang hadir dalam hidupnya.

9. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu
dengan beberapa orang yang
salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat,
kita harus mengerti
bagaimana berterimakasih atas karunia itu.

10. Hanya diperlukan waktu seminit untuk
menaksir seseorang, sejam
untuk menyukai seseorang dan sehari untuk
mencintai seseorang, tetapi
diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan
seseorang.

11. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang
menangis, mereka yang
disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka
yang mencoba. Karena hanya
mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-
orang yang pernah hadir
dalam hidup mereka.

12. Cinta datang kepada mereka yang masih
berharap sekalipun pernah
dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya
sekalipun pernah
dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai
sekalipun pernah disakiti
hatinya.

13. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang
tidak mencintaimu,
tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai
seseorang dan tidak pernah
memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu
kepadanya.

14. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal
jika kamu masih mau mencoba,
jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa
sanggup, jangan pernah
mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika
kamu masih tidak dapat
melupakannya.

15. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang
bukanlah jaminan dia
akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan
balasan cinta, tunggulah
sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika
tidak, berbahagialah
karena cinta tumbuh di hatimu.

16. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar
tetapi tidak akan pernah kamu
dengar dari orang yang kamu harapkan untuk
mengatakannya. Namun demikian,
janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari
orang yang
mengatakannya dengan sepenuh hati.

17. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-
orang disekelilingmu
tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu
kamu meninggal, kamu
tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu
menangis.

ingatlah,kita yang harus mengawal hawa nafsu
bukannya nafsu yang mengawal
diri kita.

KITA MANUSIA, SERINGKALI TAK KUNJUNG MERASA PUAS AKAN PENEMPATAN YANG ALLAH BERIKAN PADA KITA. Dan kita seringkali tak sadar bahwa mungkin sebenarnya saat kita melakukan pencarian, ketika kita sedang letih … sebenarnya kita justru sedang menjalani kebahagiaan tersebut.

Karena kita seringkali tertipu, dengan arus air yang tidak selamanya tenang, karena kebahagiaan pun seringkali tidak mesti berwujud ketenangan. Karena kebahagiaan pun seringkali berwujud “riak-riak ombak” dalam kehidupan kita…. Tapi kita akan merasa bahagia bila kita nikmati dan lalui dengan sabar

"YA ALLAH ROBBUL IZZATI
ENGKAULAH SANG PEMBOLAK-BALIK HATI,
JIKA ENGKAU BOLAK-BALIK HATI INI,
BALIKKANLAH PADA KETAATAN PADA-MU"

Friday, November 04, 2005

MeT LeBaRaN 1426 H Ya!!!

di hari yang penuh dengan kemenangan ini,
di hari yang penuh dengan berkah ini,
di hari yang penuh dengan limpahan rahmat ini,
bagi mereka berpuasa yang bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus saja,
bagi mereka berpuasa yang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

ku ucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1426 H
Minal Aidin wal Faidzin
MOhon Maaf Lahir dan Bathin
terspesial untuk Viera, Ayu, keke, lydia, rida

Selamat Lebaran Ya !!
sorry kalau telambat

Wednesday, August 31, 2005

Menangislah ...........................

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad SAW

Setelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, ceritakan padaku akhlak Muhammad. Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.

Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, ceritakan padaku keindahan dunia ini!. Badui ini menjawab, bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini... Ali menjawab, engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa Khumairah oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Quran (Akhlaknya Muhammad itu Al-Quran). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Quran berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Quran. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Muminun[23]: 1-11.

Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.

Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, ah semua perilakunya indah. ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu. Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

Nabi Muhammad jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, mengapa engkau tidur di sini. Nabi Muhammmad menjawab, aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu. Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi mengingatkan, berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya. Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.

Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.

Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.

Nabi Muhammad juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah berkata, syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain. Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (tawil) mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan.

Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. Ã’Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya. Ã’barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik.

Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.

Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad. Buktinya, dalam Al-Quran Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad, Allah menyapanya dengan Wahai Nabi. Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.

Para sahabatpun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap rasul. Mereka ingin Rasul menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: Angkat Al-Qaqa bin MaÕbad sebagai pemimpin. Kata Umar, Tidak, angkatlah Al-Aqra bin Habis. Abu Bakar berkata ke Umar, Kamu hanya ingin membantah aku saja, Umar menjawab, Aku tidak bermaksud membantahmu. Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya (al-hujurat 1-2)

Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, ÒYa Rasul Allah, demi Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahasia.Ó Umar juga berbicara kepada Nabi dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi takut akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan Nabi


Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi didatangi utusan
pembesar Quraisy, Utbah bin Rabiah. Ia berkata pada Nabi, Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami.

Nabi mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti, Nabi bertanya, Sudah selesaikah, Ya Abal Walid? Sudah. kata Utbah. Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi bersujud. Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan bacaannya.

Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana Nabi dengan sabar mendegarkan pendapat dan usul Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majelis ilmu. Yang menakjubkan adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik, kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi berbicara. Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian, suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah!

Ketika Nabi tiba di Madinah dalam episode hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi bahwa Nabi akan mengembalikan siapapun yang pergi ke Madinah setelah perginya N abi. Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di belakang Nabi. Sahabat ini meninggalkan isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui Nabi dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab Nabi? Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu. Sahabat ini menangis keras. Bagi Nabi janji adalah suatu yang sangat agung. Meskipun Nabi merasakan bagaimana besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi telah menyerap di sanubari kita atau tidak.

Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah! Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, Dahulu ketika engkau memeriksa barisa di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini. Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap membereskan orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, Ã’lakukanlah! Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah.Seketika itu juga terdengar ucapan, Allahu Akbar berkali-kali. sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.

Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia. Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Naudzu billah.....

Nabi Muhammad ketika saat haji Wada, di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian? Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi melanjutkan, Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....? Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, benar ya Rasul!

Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, 'Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah!. Nabi meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di pengajian ini saya pun meminta Allah menyaksikan bahwa kita mencintai Rasulullah.'Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabiyullah Muhammad, betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya Nabi kami. Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah Ya Allah saksikanlah

Tuesday, August 30, 2005

Resapilah !!!!



Allah Swt.memberi kita ikan,
tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.

Demikian juga Jika kita terus menunggu waktu yang tepat,
mungkin kita tidak akan pernah mulai.

Mulailah sekarang...
mulailah di mana kita berada sekarang dengan apa adanya.

Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai,
tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan,
tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan.

Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kita setengah terpejam sesudahnya.

Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.

Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah ..
hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga

Persahabatan sejati layaknya kesehatan,
nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatimu
dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.

Sahabat adalah tangan Allah untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,
tapi jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain...
tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kita.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.
Dialah hiasan dikala kita senang dan perisai diwaktu kita susah.

Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.
Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar, orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.

Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita. Kita tak bisa mengubah masa lalu.... tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.

Bila Kita mengisi hati kita ... dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Jika kita berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kita sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.

Monday, August 29, 2005

'alhamdulillahi Rabbil Aalamiin'



'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN',
(dari seorang teman)

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga
dan seorang malaikat menemaniku
dan menunjukkan keadaan di surga.

Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja
penuh dengan para malaikat.
Malaikat yang mengantarku berhenti di depan
ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi
Penerimaan.

Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku
dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang
memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis
pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui
koridor yang panjang lalu
sampailah kami pada ruang kerja kedua.
Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan
dan Pengiriman.

Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses
dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".
Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.
Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu
banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan
untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada
ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti
pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu
malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata
Malaikatku pelan.

Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan
disini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah
manusia menerima rahmat
yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang
mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas
rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat.
"Cukup berkata, 'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.
Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan
di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu,
atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka
engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan
uang-uang receh, maka
engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer
mu, engkau adalah bagian
dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih
banyak kesehatan
daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati
daripada begitu banyak orang
di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga
hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam
perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan,
atau kelaparan yang amat sangat ....
Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di
dunia".

"Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan
religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan,
penangkapan, penyiksaan, atau kematian ...

maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di
dunia.

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam
ikatan pernikahan ...
maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.
"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,

maka engkau bukanlah
seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan
semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau
menerima rahmat ganda,
yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu
berpikir bahwa engkau
orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa,
engkau lebih dirahmati
daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang
bahkan tidak dapat membaca
sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah
Allah anugerahkan kepadamu.

Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan
ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa
dirahmatinya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa,
'Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak
nikmat kepadamu' ".
(QS:Ibrahim (14) :7 )

Sunday, August 28, 2005

YA ALLAH SELAMATKAN AKU

Diambil dari buku Aa Gym apa ada nya, semoga kita dapat mengambil
hikmah nya amin ya rabbal ‘alamin


Tatkala kudatangi sebuah cermin, tampak sesosok yang sangat lama
kukenal dan sangat sering kulihat. Namun aneh, sesungguhnya aku belum
mengenal siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya, apakah wajah ini yang kelak
akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana? Ataukah wajah ini
yang akan hangus legam di neraka jahanam?.

Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya, mata inikah yang akan
menatap penuh kelezatan dan kerinduan…menatap Allah, menatap
Rasulullah, menatap kekasih-kekasih Allah kelak?

Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, menganga, terburai menatap
neraka jahanam? Akan kah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selam ini?

Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini yang kelak akan mendesah
penuh kerinduan mengucap "la ilaaha ilallah" saat malaikat maut
datang menjemput ?

Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengking
jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqun jahanam yang getir,
penghangus, penghancur setiap usus. Apakah gerangan yang engkau
ucapkan wahai mulut yang malang?

Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan? Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?

Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang engkau
ucapkan untuk menipu? Betapa jarang engkau jujur, betapa langkanya
engkau syahdu memohon agar Allah mengampunimu.

Tatkala kutatap tubuh ini, apakah tubuh ini kelak yang akan penuh
cahaya, bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga? Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih didalam lahar membara jahanam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir?

Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan? Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?

Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli
padahal engkau mampu? Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh, seperti apa gerangan isi hatimu...
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu,atau sekotor daki-daki yang
melekat di tubuhmu..

Apakah hatimu segagah ototmu, atau selemah daun-daun yang mudah
rontok..

Apakah hatimu seindah penampilanmu, ataukah sebusuk kotoran-
kotoranmu..

Betapa beda dan sangat beda apa yang tampak di cermin dengan apa yang
tersembunyi...

Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng…

Sedangkan aku…aku hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus ... Aku tertipu, aku malu yaaa Allah...

Allah.. selamatkan aku ya Rabbii...Amin ya Rabbal `alamin.

Sebuah Renungan

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, Masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan,
Yang dibawa menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak,
Sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat
Membawa air penuh setelah perjalanan panjang
Dari mata air ke rumah majikannya, Tempayan itu
hanya dapat Membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari.
Si tukang air hanya dapat membawa
Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak
Merasa bangga akan prestasinya,
Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu
Merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat
Memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
Dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
Tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
"Saya sunggh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air,
"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor
sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi."
Kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
Dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah
di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit,
Si tempayan retak memperhatikan
Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah
Di sepanjang sisi jalan,
Dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan,
Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya
Telah bocor, dan kembali tempayan retak
Itu meminta maaf pada si tukang air atas
kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga
di sepanjang jalan si sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan
di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu

Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu
Dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga
Di sepanjang jalan di sisimu,
Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
Kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga

Indah itu untuk menghias meja majikan kita.
Tanpa kamu sebagaimana kamu ada,
Majikan kita tak akan dapat menghias
Rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.

Di mata Tuhan yang bijaksana,
Tak ada yang terbuang percuma.
Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun
Dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
Kita menemukan kekuatan kita.

Indahnya Cinta Pertama

Lunglai...
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat
yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan
hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai.
Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia
tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah.

Tak lama, sosok mungil itu ada di dalam dekapan.
Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang,
padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat
matanya berbinar-binar senang seraya tak
henti-hentinya menyapa buah hati tercinta. Tetes air
bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang
masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan
kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun
sedikit menggeliat. SubhanaLlah, betapa indahnya
ciptaan-Mu, ya Allah. Mata kecilnya memang belum bisa
melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata,
dirinya berada di tangan seseorang yang sangat
mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat
masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta
pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda,
menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa
dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah, bahkan teramat indah...
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu
selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk
dilimpahkannya. Mereka-lah yang tak pernah kenal lelah
menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan ketika kita
belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang
mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta seorang
ibunda? Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan
dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan
mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di
perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat
antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan
dapat tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh
epalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya.
Kerelaan mereka untuk sekedar disinggahi, lalu
ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan
amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak
heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian
banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu
anakpun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup
usia.

Aaah...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan
cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang
selalu ada di samping kita, tempat curahan suka dan
duka. Ketika lapar, dengan tangannya ia menyuapkan
makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita
haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan
RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi Wasallam, uswatun
hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi
anak-anaknya, tapi mereka-lah cinta pertama kita.

Dan apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta
pertama?

WaLlahua'lam bi shawab.

I LOVE YOU MOM

Saturday, August 27, 2005

Air Mata Mutiara...



Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut
mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir
pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan
lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil
bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan
pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun,
sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu
terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit
anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.
Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi.
Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan
nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan
getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat",
kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya.
Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih
terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia
meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia
bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa
disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam
dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit
pun makin berkurang. Dan semakin lama
mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi
terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara
besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun
terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya
berubah menjadi mutiara; air matanya berubah
menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai
hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada
sejuta kerang lain yang cuma disantap orang
sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

**********

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg
menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong
transendental untuk menjadikan "kerang biasa"
menjadi "kerang luar biasa".

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan
dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa"
menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong
transendental tersebut, karena mereka tidak tahan
dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua
pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki:
menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau
menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'.
Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil
pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila
jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang
yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami
penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka
karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk
tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong
tersebut, dan sambil katakan di dalam
hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan
penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi
mutiara." Semoga........

amin

Segala puji bagi Allah...

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (2:214)
Ayat-ayat cinta
Assalamuallaikum,wr,wb

Teruntuk sodara-sodara ku di bumi Allah. Mungkin sewaktu melihat judul artikel saya ini,teman-teman semua langsun melayangakan pikiran kepada novel Ayat-ayat cinta (ingatan saya sangat jelek sehingga saya lupa nama penulisnya afwan). Cinta dari dulu gak pernah habis untuk dibahas karena cinta memang merupakan suatu anugerah terbesar yg di berikan Allah kepada mahluknya selain Islam.

Artikel saya ini memang terinspirasi dari novel yg saya baca tersebut. didalm novel tersebut sangat kuat di tampilkan kekuatan cinta yg sebenarnya. Di dalam islam memang cinta kepada Allah lah level tertinggi dari cinta itu sendiri, namun hal itu tidak menutup kemungkinan cinta yg besar juga di berikan kepada mahluk Allah. Karena dalam firman-Nya barangsiapa yg memelihara kehidupan manusia lainya maka dia sama dengan memelihara kehidupan seluruh umat manusia. Dari firman ini terlihat bahwa Allah tidak melarang kita mencintai (memelihara) mahluk-Nya.

Dari novel tersebut terlihat begitu kuat dan indahnya cinta kepada dan yg didasari karena Allah. Dalam novel tersebut sangat banyak tertoreh makna cinta yg seharusnya di lakukan manusia. Sebenarnya banyak kisah lain yg menggambarkan cinta yg tokoh utamanya adalah umat islam. Mengapa?Karna islam memang agama yg berdasarkan cinta.

Dalam novel tersebut kita dapat melihat bagaimana Fahri (sebagai tokoh utama) menggambarkan cintanya kepada Allah dan rasul juga cintanya terhadap istri, teman, dan teman2 seprjuanganya. Di dalam novel itu kita juga dapat melihat keteguhan cinta yg dimiliki aisha (istri pertama fahri) yg merelakan suaminya menikahi maria untuk menyelamatkannya.
Namun sekarang terdapat fenomena dalam umat islam sendiri bahwa umat islam sudah banyak yg kehilangan cintanya baik kepada sesama dan kepada Allah (dengan saling mencurigai dan tidak saling menolong ataupun ingkar akan perintah Allah) dan menyalah gunakan nama cinta dengan melakukan tindakan bodoh dan hina (seprti pacaran,zina,sex bebas,dll)

Untuk masalah pacaran saya coba mengutip surat az-Zuhfra (afwan jika saya salah menuliskan nama ayatnya) ayat 67: Orang-orang yg diantara mereka yg saling kasih mengasihi tersebut pada hari (kiamat) itu sebagian dari mereka itu akan saling bermusuhan dan menyalahkan kecuali yg bertakwa. ayat ini salah satu penggalan ayat cinta yg ada dalam Al-quran yg sangat melindungi makna cinta.Bagaimana tidak mereka yg sekarang menyalahgunakan arti cinta tersebut dapat saling menyalahkan karena telah sama-sama menjerumuskan diri dalam perbuatan nista tanpa saling mengikat hati karena Allah, semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yg demikian.ntahlah namun saya harap dapat membaca novel tersebut agar dapat merasakan manisnya cinta yg ada dalam ajaran islam.

Dari novel tersebut saya terinspirasi membuat sebuah puisi

Ayat-ayat cinta

Seutas ayat cinta
Berdendang indah
Dengan alunan musik surga
Dari jiwa suci bidadari

Seuntai tali cinta
Terjalin indah
Mengikat erat
Jiwa tuhan dan mahluknya

Nikmat tuhan manakah yg engkau dustai?
Dengan setes embun cinta yg kau beri
DIA anugrahkan lautan cinta

Nikmat tuhan manakah yg engkau ingkari?
DIA titiskan jiwa penghuni surga dalam hati mu
Namun engkau kotori dengan senyuman para iblis

Nikmat tuhan manakah yg engkau bohongi?
Cinta penghuni surga
DIA tanamkan dalam hati orang-orang terkasihmu

Saya sebenarnya tidak tahu apa saya sudah mengamalkan ayat-ayat cinta yg ada di dalam Al-Quran namun saya berharap saya dapat mengamalkan juga sodara-sodara semua.

Friday, August 26, 2005

SAHABAT ...........

hadiah terbaik tuk diri sendiri

Setiap orang pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan. Ada masa sulit dalam berumah tangga, kehidupan karir, kesehatan, atau kehidupan pribadi yang diguncang badai. Kebanyakan juga setuju kalau masa-masa sulit ini bukanlah keadaan yang diinginkan. Sebagian orang bahkan berdoa, agar sejarang mungkin digoda oleh keadaan-keadaan sulit. Sebagian lagi yang dihinggapi oleh kemewahan hidup ala anak-anak kecil, mau membuang jauh-jauh, atau lari sekencang-kencangnya dari godaan hidup sulit.

Akan tetapi, sekencang apapun kita menjauh dari kesulitan, ia tetap akan menyentuh badan dan jiwa ini di waktu-waktu ketika ia harus datang berkunjung. Rumus besi kehidupan seperti ini, memang berlaku pada semua manusia, bahkan juga berlaku untuk seorang raja dan p! enguasa yang paling berkuasa sekalipun.

Sadar akan hal inilah, kita sering mendidik diri untuk ikhlas ketika kesulitan datang berkunjung. Syukur-syukur bisa tersenyum memeluk kesulitan. Tidak dibuat sakit dan frustrasi saja kita sudah sangat bersyukur. Pelukan-pelukan kebijakan seperti inilah yang datang ketika sang hidup sempat membanting kita dari sebuah ketinggian.

Sakit memang, tapi karena ia sudah saatnya datang berkunjung, dan kita tidak punya pilihan lain terkecuali membukakan pintu rumah kehidupan, maka seterpaksa apapun hanya keikhlasanlah satu-satunya modal berguna dalam hal ini.

Senyum penerimaan terhadap kesulitan memang terasa kecut di bibir. Dan sebagaimana logam yang sedang dibuat menjadi patung indah, kesulitan memang terasa seperti semprotan panasnya api mesin las, dihajar oleh palu besar, kencangnya cubitan tang, menyakitkannya goresan-goresan amplas kasar, atau malah tidak enaknya bau cat yang menyelimuti selu! ruh badan patung logam. Semua tahu, kalau badan dan jiwa ini kemudian akan menjadi 'patung logam' yang lebih indah dari sebelumnya. Tetapi tetap saja ada sisa-sisa ketakutan - dan bahkan mungkin trauma - yang membuat kita manusia menghindar dari kesulitan.

Cuma selebar apapun goresan luka yang dibuat oleh kesulitan, ada mahluk yang amat berguna dan amat dibutuhkan dalam pengalaman-pengalaman menyakitkan ini, ia bernama sahabat. Tidak semua sahabat fasih memberikan nasehat. Tetapi dengan kesediaannya untuk mendengar, sinaran mata yang berisi empati, kesediaan untuk menjaga rahasia, sahabat menjadi permata berlian yang amat berguna dalam keadaan-keadaan ini.

'Manusia salah itu biasa, tetapi menarik pelajaran dari kesalahan itu baru luar biasa'.

Apa yang dapat kita rasakan/perbuat dengan semua ini, rupanya sahabat adalah hadiah paling berharga yang bisa kita berikan pada diri kita sendiri. Secara lebih khusus ketika kita ditimpa kesulitan yang menggunung. Sehingga patut direnungkan, kalau kita perlu menabung perhatian, empati, cinta buat para sahabat. Tidak untuk berdagang dengan kehidupan. Dalam arti, memberi dengan harapan agar diberi kelak. Melainkan, sebagaimana cerita dan pengalaman di atas, dalam dunia persahabatan, dalam memberi kita sebenarnya sudah diberi. Bahkan, setiap sahabat yang memberi perhatian dan empati pada sahabat lainnya, ketika itu juga mengalami the joy of giving. Ketika itu juga seperti ada beban di bahu yang berkurang jauh beratnya.

Ada memang orang yang memiliki banyak sekali teman. Kemana-mana namanya dipanggil orang. Cuman, sedikit diantara semua teman yang banyak ini kemudian bisa menjadi sahabat. Bercermin dari kenyataan inilah, maka kita lebih memusatkan diri untuk mencari dan membina sahabat. Jumlahnya memang tidak akan pernah banyak. Bahkan ia lebih sedikit dari jumlah jari tangan. Cuma sesedikit apapun jumlahnya, sahabat tetap sejenis hadiah terbaik yang bisa kita bisa berikan buat diri sendiri.

Mobil mewah memang bisa membawa kita ke tempat jauh lengkap dengan gengsinya. Rumah mewah memang bisa meningkatkan kenyamanan tinggal sekaligus meningkatkan kelas. Ijazah lengkap dengan gelarnya yang mentereng juga bisa meningkatkan percaya diri. Akan tetapi, baik mobil mewah, rumah mewah maupun ijazah tidak bisa menghadirkan empati yang menyentuh hati.

Inilah hadiah terbaik yang bisa dihadiahkan ke diri sendiri.
Ia tidak dibungkus kado, ia juga tidak hanya datang ketika hari raya atau ulang tahun.
Ia justru lebih sering datang ketika kita amat membutuhkannya.

SAHABAT .........

Thursday, August 25, 2005

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Berkat Kejujuran



Syeikh Abdul Kadir semasa berusia 18 tahun meminta izin ibunya merantau ke Baghdad untuk menuntut ilmu agama. Ibunya tidak menghalang cita-cita murni Abdul Kadir meskipun keberatan melepaskan anaknya berjalan sendirian beratus-ratus batu. Sebelum pergi ibunya berpesan supaya jangan berkata bohong dalam apa jua keadaan. Ibunya membekalkan wang 40 dirham dan dijahit di dalam pakaian Abdul Kadir. Selepas itu ibunya melepaskan Abdul kadir pergi bersama-sama satu rombongan yang kebetulan hendak menuju ke Baghdad.

Dalam perjalanan, mereka telah diserang oleh 60 orang penyamun. Habis harta kafilah dirampas tetapi penyamun tidak mengusik Abdul Kadir kerana menyangka dia tidak mempunyai apa-apa. Salah seorang perompak bertanya Abdul Kadir apa yang dia ada. Abdul Kadir menerangkan dia ada wang 40 dirham di dalam pakaiannya. Penyamun itu hairan dan melaporkan kepada ketuanya. Pakaian Abdul Kadir dipotong dan didapati ada wang sebagaimana yang diberitahu.

Ketua penyamun bertanya kenapa Abdul Kadir berkata benar walaupun diketahui wangnya akan dirampas? Abdul Kadir menerangkan yang dia telah berjanji kepada ibunya supaya tidak bercakap bohong walau apa pun yang berlaku. Apabila mendengar dia bercakap begitu, ketua penyamun menangis dan menginsafi kesalahannya. Sedangkan Abdul Kadir yang kecil tidak mengingkari kata-kata ibunya betapa dia yang telah melanggar perintah Allah sepanjang hidupnya. Ketua penyamun bersumpah tidak akan merompak lagi. Dia bertaubat di hadapan Abdul Kadir diikuti oleh pengikut-pengikutnya.


Moral & Iktibar

Ilmu Agama perlu dituntut meskipun terpaksa berjalan jauh.
Kata-kata ibu menjadi pendorong dan perangsang dalam hidup.
Berkata benar adalah satu kekuatan yang boleh memberi keinsafan kepada orang lain.
Niat yang baik dan ikhlas mendapat keberkatan daripada Allah

Rahasia Khusyuk Dalam Sholat..



Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk solatnya. Namun dia selalu khuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?"
Hatim berkata : "Apabila masuk waktu solat aku berwudhu' zahir dan batin."

Isam bertanya, "Bagaimana wudhu' zahir dan batin itu?"
Hatim berkata, "Wudhu' zahir sebagaimana biasa, iaitu membasuh semua anggota wudhu' dengan air. Sementara wudhu' batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-

1. bertaubat

2. menyesali dosa yang dilakukan

3. tidak tergila-gilakan dunia

4. tidak mencari / mengharap pujian orang (riya')

5. tinggalkan sifat berbangga

6. tinggalkan sifat khianat dan menipu

7. meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Sirratul Mustaqim' dan aku menganggap bahwa solatku kali ini adalah solat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dalam solat kufahami maknanya, kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun."
Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Wednesday, August 24, 2005

kegelisahan

kegelisahan adalah sentilan Allah utk mengingatnya

kadang2 kegelisahan dan kesusahan adalah cara Allah utk "memamnggil" dan mengampuni dosa hamba-Nya.
Dalam sebuah hadits shohih disebutkan bhw kegelisahan, kesedihan, dan kesakitan walaupun sekecil tusukan jarum tdk lain adalah karena Tuhan rindu dengan suara (mengaduh, memelas, munajat) hamba-Nya belaka. Kecil urusannya namun agung hikmahnya.

Tuesday, August 23, 2005

BUKAN SEKEDAR KASIH TAK SAMPAI

Sahabatku rahimakumullah...
Sebagaimana Ia (Allah) menghadirkanmu ke dunia ini dengan rasa cinta, melalui perantara seorang ummi yang penuh kasih, karena itulah...rasa yang begitu kuat terpatri di Qalbumu adalah rasa CINTA(ingin dicinta dan mencinta)...

Kita tumbuh laksana tunas pohon kecil yang mengeluarkan dedaunannya dan ketika kuncupnya menyembul... Bersama itu pula timbul hasrat dihatimu untuk mencari pasangan hidup, teman berbagi suka duka di alam ini..


Cinta merupakan karunia Ilahi.., hadirnya tanpa diundang..., tiba-tiba kita sadari ia kuat tertanam laksana akar pohon yang rindang

Sahabatku rahimakumullah
Kurasakan getar Qalbumu manakala kau bercerita penuh harap kepadanya. Ia laksana kilau permata yang penuh cahya dimatamu Mencintainya ibarat kuncup bunga di Qalbumu Yang siap untuk mekar dengan keharumannya yang memikat Namun ternyata jangankan mekar yang kau dapat, yang ada kuncup itu layu sebelum berkembang Manakala kau sadari Dia tak pernah mencintaimu!, tak pernah menaruh hati padamu!!, tak pernah menginginkanmu!!! Tak pernah !!! :'(

Kekecewaanmu kau tumpahkan dalam sebuah syair lagu (walau hanya kau yang tahu...) Lirih perlahan mengalun
-------
"Kau bagaikan telaga yang jernih
Yang sejuk airnya serta menyegarkan
Ditumbuhi pepohonan rindang Disekelilingmu
Kau sadari akan seseorang
Yang mencintaimu Setulus hatinya
Dan kau beri satu pengertian
tentang sebuah cinta yang tak kesampaian

Kau hargai satu cinta kasih
Kau buktikan tanpa menghinanya
Walau seringkali kau acuhkan dia yang menyayangimu
Kau berarti baginya Kharisma didirimu Dambaan hatinya"
-------

Aduhai gerangan sungguh beruntung yang mendapatkan cintamu Dan ketika kau kutanya kenapa? Dengan ungkapan pilu engkaupun berkata:

"Entahlah Akupun tidak tahu. Namun yang terpenting Dari sekian banyak manusia, dari sekian banyak insan dunia Bagiku...Dialah yang terindah...terbaik..., dan paling mempesona...!" Pancarannya begitu tajam menghunjam!! Sungguh tak 'kan ada yang bisa menggantikannya Walau dicari di belahan bumi manapun, tetaplah dia orangnya!!!

Aduhai...gerangan...perih nian yang kau rasa... Kalau begitu baiklah... Kan kuajak dirimu terbang ke sebuah tempat yang bernama "Negeri kesunyian" Kenapa ??? Karna engkau butuh kesendirian untuk mengobati luka hatimu...

Kita tlah sampai... Tak ada seorangpun yang akan mendengar perbincangan kita... (Listen to me please!!! Dengarkanlah aku baik-baik sahabatku...!!!)

Sahabat... Tahukah engkau? Manakala engkau telah merasa mencintai seseorang... Itu sama artinya engkau t'lah menghamba padanya?...

Sadarkah dirimu? Manakala engkau tahu ia tidak mencintaimu ... Itu artinya ia menunjuk pada kekuranganmu?...

Tidak terfikirkah olehmu? Jika yang kau harap saja tidak bisa mencintaimu... Apalagi Yang Menciptakannya???!!!...

Astafirughlaahul 'aziim...
Astafirughlaahul 'aziim...
Astafirughlaahul 'aziim...
(Ucapmu seraya menjerit tertahan... titik-titik embun menggenang di kelopak matamu...mengalir perlahan...membasahi pipi...) Mengangislah...kalau itu yang membuat hatimu tenang...

Bersyukurlah kepada Allah kau sadari kini kekhilafanmu... Bahwa ter-amat sulit untuk menggapai Cinta-Nya bisa engkau pelajari dari makhluk-Nya yang bernama manusia... Karena itu...Perbaikilah segala sesuatu yang ada padamu... Bangkitlah untuk menjadi yang terbaik...

Yakinlah sesungguhnya yang ada padamu sudah ter-amat sempurna... Rupa wajahmu adalah yang terindah yang kau miliki... Namun? sinarannya belum terlihat... Masih pudar dan perlu dibersihkan... Dimana letaknya tersimpan di dasar yang paling dalam... Sulit terjangkau?Itulah Qalbu (hati) mu... Jika sinarnya telah mendekati kesempurnaan... Kilaunya akan memancar ke luar... Itulah namanya kecantikan/ ketampanan hakiki...

Sesungguhnya... Seseorang jika benar mencintaimu tidaklah melihat dari kecantikan (ketampanan) atau kekayaanmu... Tetapi ia melihat pancaran yang ada pada Qalbumu... Kenapa? Karena kecantikan/ ketampanan akan sirna bersama berlalunya waktu... Kekayaan akan lesap bersama perputaran roda kehidupan... Sedangkan pancaran Qalbu akan senantiasa abadi bersama ridha Ilahi kepadamu...

Namun satu hal yang harus kau ingat! Tak selamanya cinta itu berati memiliki... Ibarat Qalbumu...yang bebas bergerak tanpa bisa kau cegah... Kenapa? Karena ia hidup sebagaimana arus air yang mengalir... Engkau saja tak dapat memiliki hatimu, apalagi kepunyaan orang lain? Yang berhak memilikinya adalah Allah...

Wahai sahabat... Bukankah sesuatu yang kau sulit mendapatkannya sulit pula kau lepaskan? Demikianlah seseorang itu di hatimu... Bukankah Kasih tak sampai benteng dirimu untuk senantiasa menjaga kesucianmu? Terutama Qalbumu...(Yang senantiasa wajib kau jaga kesuciannya)..

Karena itulah... "Kasih Tak Sampai" merupakan cermin bagimu ... untuk mengerti arti Cinta Sejati yang sesungguhnya...

Sesungguhnya Cinta dijadikan Allah indah di dalam Qalbumu... Keindahannya akan kau temukan manakala kau dapatkan hatimu mencintai Allah... Tak ada makhluk yang sempurna di muka bumi ini kecuali diri-Nya...

Karena itu... Laa tahzaan wa laa takhaaf (Janganlah sedih dan janganlah takut...) Innallaaha ma'ana (Sesungguhnya Allah bersama kamu...) Betapa dengan sayang-Nya Ia berkata:

"Thayyibaa tu litthayyibiina watthayyibuuna litthayyibaati" Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An Nur 24:26)

"Wallaziina aamanuu asyaddu hubban-lillah" Orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. (QS. Al Baqarah 2:165)

"Yuhibbuhum wa yuribbuu nahuu" Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya. (QS. Al Maidah 5:54)

Monday, August 22, 2005

TIP'S

"Harta yang paling menguntungkan SABAR.
Teman yang paling akrab AMAL.
Pengawal pribadi yang paling waspada DIAM.
Bahasa yang paling manis SENYUM.
Ibadah yang paling indah KHUSYUK."

" Janganlah kamu lemah,
dan jangan pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang yang paling tinggi derajatnya,
jika kamu orang yang beriman " QS Ali-Imran : 139


Friday, August 19, 2005

Apakah Ia mencintaiku????

Apakah Ia mencintaiku????

Tahukah kau?
Sebenarnya perasaan ini telah ada sejak cukup lama
Perasaan yang selama ini hanya kupendam dihati
Sebuah rasa yang takut tuk kuungkapkan
Sebuah rasa yang lekat menyapa diri ini
Akhirnya........
Kupun mulai mencoba mendekatiNya
Kupun mulai mencari tahu tentangNya

Tahukah kau?
Saat ku sedikit mengenalNya
Rasa itupun semakin menggebu dihati
Rindupun telah menyala di hati ini
Ku semakin ingin bertemu denganNya
Jujur,aku merindukannya

Tahukah kau?
Saat ku merasa berada didekatnya
Jiwaku tenang dibuatNya
Saat ku membaca surat-suratNya
Hatiku damai dibuatnya

Tahukah kau?
Aku selalu ingin mengenalnya lebih dalam
Aku selalu ingin berada di dekatNya
Dan Aku selalu menaruh harapanku padaNya

Tapi kini....
Satu harapanku telah gugur
Ku tak tahu mungkin ku tak pantas memohon padaNya
Dan serangkaian tanya&ragu pun mulai menyelimuti hati
Apakah ku pantas merindukanNya?
Apakah ku pantas mencintaiNya?
Apakah ku pantas memohon&berharap padaNya?
Dan apakah Ia mencintaiku seperti cintaku padaNya?

Wahai sahabat,
Tolong beritahu padaku jawaban atas tanyaku ini
Tolong beritahu padaku apa yg harus kulakukan setelah kutulis semua isi hatiku ini

Monday, July 18, 2005

Welcome

Selamat Datang di blog ku, moga - moga ini bisa menjadi tempat untuk mendapat comentar maupun saran dari teman-teman yang mau meluangkan waktunya mengunjungi blog ini, ok . thank's